Tata Cara Penggunaan Tanda Baca yang Benar dan Contohnya

tanda baca

Dalam sebuah kalimat, kita akan menemukan kumpulan kata dan disertai dengan tanda bacanya. Tanda baca dalam sebuah kalimat memiliki peran yang sangat penting. Sebab, dengan tanda baca inilah kita bisa memahami maksud sebuah kalimat atau paragraf dengan lebih mudah.

Jadi, penggunaan tanda baca penting untuk diperhatikan ketika kita menulis. Ada berbagai aturan tata cara penulisan tanda baca dalam ejaan Bahasa Indonesia yang harus diperhatikan agar kita bisa menuliskannya dengan baik dan benar. Apabila penulisan tanda baca dilakukan secara keliru, hasilnya bisa membingungkan pembaca atau bahkan jadi mengubah makna tulisan.

Ada berbagai bentuk tanda baca yang biasa digunakan dalam ejaan Bahasa Indonesia. Beberapa penggunaan tanda baca tersebut akan kita bahas pada artikel kali ini. Agar lebih jelas, di tiap-tiap penjelasan tentang penggunaannya akan diberikan contoh sehingga lebih mudah dipahami.

# Penggunaan Tanda Baca Titik (.)
Tata cara peletakkan tanda baca titik yang paling umum adalah untuk menandai akhir rangkaian kata. 

Contoh: 
• Diva pandai menyanyi dan menari tradisional.
• Jika tidak ada halangan, saya akan ke rumah Kakek.
Peletakkan tanda baca titik lainnya adalah mengakhiri singkatan yang belum resmi. 

Contoh : 
• hlm. (halaman)
• s.d. (sampai dengan)
• yth. (yang terhormat)
• a.n. (atas nama)

Peletakkan tanda titik juga berguna membatasi singkatan pada gelar sarjana terhadap bidang yang diambil. 

Contoh : 
• S.Pd (Sarjana Pendidikan)
• S.H. (Sarjana Hukum)
• S.Sos. (Sarjana Sosial)
• S.E (Sarjana Ekonomi)

Tanda titik diletakkan pada bagian akhir angka atau huruf di dalam laporan atau tabel.

Contoh :
• Tabel 3.1. Nilai Penjualan Tahun 2010-2018.
Peletakkan tanda titik sebagai pembatas antara satu keterangan lain dalam daftar pustaka.

Contoh: 
• Weni, Diah. 2015. Cinta Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Aksara Home.
Tanda titik diletakkan sebagai pembatas antara angka dalam bilangan ribuan serta kelipatannya

Contoh: 
• Lia harus membayar Rp 25.000.000. untuk melunasi kekurangan biaya kuliahnya.
• Volume waduk ini tinggal 15.000 kubik.
Tanda titik digunakan untuk menandai batas antara jam dan menit dalam hitungan waktu.

Contoh :
• Undangan untuk orang tua wali murid dimulai pukul 09.00.
• Pukul 15.00 saya sudah tiba di kantor Bupati.

Penggunaan tanda titik (.) memang cukup banyak dan sering digunakan. Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa tanda titik ini tidak untuk digunakan dalam penulisan judul atau keterangan pengirim serta tujuan yang ada dalam surat.

Baca juga: Kalimat Efektif: Pengertian, Syarat dan Ciri Ciri

Penulisan Tanda Tanya (?)
Penggunaan tanda tanya diletakkan di akhir kalimat pada kalimat tanya, untuk menunjukkan ciri khas kalimat tanya. Jika sudah terdapat tanda tanya, tidak diperlukan lagi tanda titik.

Contoh:
• Dimana saya dapat menemui kepala sekolah?
• Kenapa Anda terlambat mengikuti tes wawancara?
• Anda akan ikut bersama mereka, bukan?

Penggunaan Tanda Seru (!)
Tanda seru (!) diletakkan di bagian akhir kalimat sebagai penutup kalimat untuk menggantikan tanda titik pada kalimat perintah atau kalimat seruan.

Contoh :
• Buka Topimu!
• Buanglah sampah pada tempatnya!
• Buka pintu, tutup kembali!

Penggunaan Tanda Koma (,)
Penggunaan tanda koma selalu berada di tengah-tengah kalimat, tidak bisa diletakkan di awal maupun akhir kalimat. Peletakkan tanda koma dapat sebagai pemerinci pada kalimat yang di dalamnya mempunyai subjek, objek, dan keterangan lebih dari dua. Untuk memisahkan rincian, tanda koma diletakkan di bagian akhir kata yang dirinci dan di kata terakhir diletakkan sebelum kata yang menjadi kata hubung.

Contoh: 
• Sebagai bahan praktikum, Lila membutuhkan kapas, air, gelas dan biji kedelai.
• Adik meminta pensil, buku gambar, dan cat air.

Penggunaan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat yang terletak sesudahnya.

Contoh: 
• Karena hari hujan, Dini tidak berangkat les musik.
• Untuk memenuhi janjianya, Dita rela melewati hujan menemui Dini.

Penggunaan tanda koma untuk memisahkan petikan kalimat langsung dengan kalimat utamanya. Untuk petikan yang berada di belakang pengujar, peletakkan tanda koma berada sebelum petikan langsung. Sebaliknya, apabila petikan kalimat langsung mendahului pengujar, peletakkan tanda koma berada di bagian akhir petikan, sebelum tanda kutip (“_”).

Contoh:
• Ibu guru menesahati kami “Kalian harus rajin belajar untuk menghadapi ujian.”
• “Jangan sampai terlambat saat ujian ya,” Kata Bu Guru Lily menasehati kami.
Tanda koma digunakan untuk memisahkan nama dengan gelar yang mengikutinya.

Contoh: 
• Pak Sandi telah menyelesaikan studi S2nya dan kini namanya menjadi Sandi Diaga, M.Pd.

Penggunaan tanda koma untuk memisahkan nama pengarang yang dibalik di dalam penulisan daftar pustaka.

Contoh: 
• Ros, Diani. 2016. Aku Cinta Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Media.

Penggunaan tanda koma untuk membatasi satu keterangan dengan keterangan lainnya yang berada di dalam catatan kaki.

Contoh: 
• Liliana Sindia, Tata Bahasa Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Baru, 191), hlm. 71.

Penggunaan tanda koma untuk mengapit keterangan tambahan yang ada dalam kalimat.

Contoh:
• Kakek yang berdiri di ujung jalan itu, Mbah Rajin, sudah berusia 101 tahun.

Penggunaan Tanda Titik Dua (:)
Penggunaan tanda baca titik dua (:) dapat untuk pembatas keterangan dengan rinciannya.

Contoh: 
• Alat-alat yang perlu disiapkan untuk acara study tour berupa : pakaian ganti, obat pribadi, jas almamater, sepatu formal dan kartu identitas diri.

Tanda titik dua juga dipakai untuk penanda batas dialog yang ada pada naskah drama antara pengujar dan kalimat yang diucapkan.

Contoh:
• Dini : “Aku berani bersumpah bahwa aku sama sekali tidak tahu.”
• Rodi : “Aku tidak percaya janji-janji yang kau ucapkan.”

Tanda titik dua digunakan sebagai penanda batas antara penerbit dengan kota penerbit dalam penulisan daftar pustaka.

Contoh :
• Dila Respati. 2019. Aku Cinta Bahasa Indonesia. Jakarta : Gusnia Pintar.
Tanda titik dua dipakai untuk membatasi keterangan yang ada di dalam tulisan yang bersifat laporan.

Contoh :
• Nama lengkap : Diana Worori
• NPM : 2019123123
• Program studi : Pendidikan Bahasa Indonesia

Penggunaan Tanda Titik Koma (;)
Penggunaan tanda baca titik koma (;) memiliki tata cara peletakkan yang sama dengan tanda titik dua, akan tetapi baru bisa digunakan ketika terdapat dua penempatan tanda koma, yang salah satunya memiliki sifat lebih tinggi daripada yang lainnya atau pada kalimat majemuk. Adapun peletakkan tanda titik koma diletakkan pada kalimat yang sifatnya lebih tinggi. 

Contoh: 
• Setelah nama Anda terdaftar secara online; Anda harus segera menyiapkan berkas asli pendaftaran, meliputi : KTP, Ijazah, sertifikat, kartu kuning dan surat keterangan catatan kepolisian.

Penggunaan Tanda Hubung (-)
Penggunaan tanda hubung adalah untuk menghubungkan kata-kata yang mengalami pengulangan.

Contoh: 
• Murid-murid sudah siap mengikuti upacara bendera.
Penggunaan tanda hubung untuk menghubungkan imbuhan bahasa Indonesia dengan kata asing.

Contoh: 
• Setelah mendapatkan akun, berkas yang dibutuhkan harus segera di-upload sesuai ketentuan.

Penggunaan Tanda Pisah (—)
Penggunaan tanda pisah sebagai pengapit antara keterangan tambahan pada suatu kalimat.

Contoh :
• Dia membutuhkan asupan gizi seimbang –empat sehat lima sempurna—untuk mempercepat pemulihan diri. 
Tanda pisah dipakai menggantikan kata sampai atau hingga yang terdapat pada keterangan waktu.

Contoh:  
• Perayaan wisuda fakultas direncanakan akan berlangsung pukul 19.00—21.00.

Penggunaan Tanda Petik (‘…’)
Penggunaan tanda petik dipakai untuk mengapit istilah yang mempunyai makna konotatif atau berarti tidak sebenarnya.

Contoh :
• Lia itu sudah seperti ‘tangan kanan’ bagi perusahaan.
Tanda petik digunakan mengapit makna kata konotatif yang langsung dicantumkan di dalam kalimat.

Contoh :
• Kamu jangan dekat-dekat dengan anak yang panjang tangan ‘suka mencuri’ itu.

Penggunaan Tanda Kutip (“…”)
Tanda kutip digunakan untuk mengapit judul makalah, judul rubrik, bab buku, serta judul karangan lain yang belum diterbitkan.

Contoh: 
• Lia sedang membaca novel “Air Mata Surga” di dalam kamarnya.
Penggunaan tanda kutip untuk mengapit kalimat langsung.

Contoh: 
• Bu Rani menyampaikan, “Semua siswa tidak boleh datang terlambat saat ujian.”

Penggunaan Tanda Garis Miring (/)
Penggunaan tanda garis miring dalam kaidah ejaan bahasa Indonesia biasanya bermanfaat dalam surat menyurat. Tanda garis miring berguna untuk pembatas dalam nomor surat, serta untuk menggantikan kata tiap.

Contoh :
• Nomor : 171/FKIP/09/19
• Kuota untuk penerimaan mahasiswa baru tahun ini adalah 500/ prodi.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »